ALTERNATIF lain mendapatkan antioksidan guna mencegah perusakan sel yang disebabkan radikal bebas adalah buah manggis. Buah eksotis yang sering dijuluki queen of fruit ini ternyata memiliki banyak kandungan antioksidan pada kulit dan buahnya.
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya seperti Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara.
Pusat penanaman pohon manggis atau Garnicia mangostana adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
Dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, buah manggis dan kulitnya telah digunakan selama beberapa abad. Sementara itu, secara ilmiah dibuktikan pada tikus percobaan yang mengonsumsi jus manggis setara dengan tiga liter jika pada manusia, tidak mengalami kerusakan jaringan apa pun.
Dari hasil suatu penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Dalam pengobatan tradisional di Asia Tenggara, buah manggis dan kulitnya telah digunakan selama beberapa abad. Sementara itu, secara ilmiah dibuktikan pada tikus percobaan yang mengonsumsi jus manggis setara dengan tiga liter jika pada manusia, tidak mengalami kerusakan jaringan apa pun.
Dari hasil suatu penelitian, buah asli Asia Tenggara ini dapat menghasilkan xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan.
Penelitian xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga kini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, di antaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak).
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Manggis merupakan komoditas buah yang berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan karena memiliki antioksidan yang menangkap radikal bebas dan mencegah keruakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat. Tidak cuma daging buah manggis yang kaya vitamin C-66 mg, tetapi juga kulit yang multi khasiat yaitu antikanker, antioksidan, mujarab mengatasi jantung koroner, HIV, dan sebagainya.
Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.
Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apotosis penghancur sel kanker. Xanthone mampu merawat beberapa jenis penyakit kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru dan sebagainya. Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukimia, antiinflamasi, dan antidiare.
Penelitian terbaru menemukan satu dari empat rakyat Amerika Serikat mengidap kanker dan 1 dari 5 orang akan meninggal pada usia dini. Solusi terbaik dari masalah ini adalah pencegahan. Konsumsi manggis secara rutin membuat awet muda karena antioksidan super yang berfungsi menjaga serta memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan menjadi lebih baik. Manggis membantu menghancurkan semua penyakit dalam tubuh dan memperbaiki sistem antibodi dalam tubuh.
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kini sudah banyak perusahaan yang berminat mengolah manggis, sehingga secara praktis bisa dikonsumsi masyarakat.
- Manggis, Primadona Ekspor Buah Indonesia (sumber dari website UNPAD klik disini)
Siapa sangka cangkang manggis lebih bernilai ekonomi daripada buah manggisnya sendiri? Hal ini terkuak dalam Workshop “Roadmap dan Teknologi Pengembangan Agroindustri Buah Manggis dalam Upaya Akselerasi Ekspor” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Selasa (04/11/08).
Acara ini menghadirkan Prof. Dr. H. R. Sidik (Guru Besar dan Peneliti Unpad), Dr. Ahmad Dimyati, Ir., M.S. (Dirjen Hortikultura Deptan RI), Prof. Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, M.Sc. (Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Deptan RI), Ir. Tati Sukarti, M.S., Dr. Ir. Roni Kastaman, M.T., dan Dwi Purnomo, STP., M.T., (Tim Peneliti Manggis Unpad), Nur Suhud, DEA., (Dosen dan Peneliti Unpad), dan Aji Gunawan (Ketua GAPOKTAN Arta Mukti).
Menurut Prof. Sidik, buah manggis menyimpan banyak manfaat dan perlu digali lebih dalam sehingga dapat menemukan khasiatnya yang lebih banyak lagi. Secara empirik, manggis berkhasiat seperti berikut: akarnya berguna mengatasi haid yang tidak teratur, kulit batangnya (kambium) dapat mengatasi diare, disentri dan sariawan mulut. Buahnya dapat digunakan sebagai bahan sari buah atau dikonsumsi secara langsung. Selain itu, kulit buah manggis dapat digunakan untuk: astringent, diare, disentri, radang saluran kemih, radang amandel, pendarahan usus, obat cacing, wasir, borok, tumor dalam rongga mulut dan kerongkongan, serta sariawan.
Sementara itu, Nur Suhud, DEA., mengatakan, untuk menggali potensi manggis, kita harus mengenal karakteristik buah tersebut terlebih dahulu. Manggis (garcinia mangostana L.) adalah tanaman buah berupa pohon yang berasal dari kawasan hutan tropis basah di Asia tenggara. Tinggi pohon bisa mencapai 25 m dengan tajuk lebar (sampai 12 m) dan rimbun, serta pertumbuhannya lambat. Kulit buah mengandung xanthonin dan dapat digunakan sebagai bahan pembuat cat anti karat. Tumbukan kulit buah juga dapat digunakan untuk memacu keluarnya nira kelapa. Selain kaya karbohidrat dan kalori, daging buah juga kaya mineral kalsium, fosfor, dan zat besi.
Manggis tidak memerlukan jenis tanah tertentu, hanya tingkat keasaman tanah (pH) yang harus dijaga, yaitu antara 5-7. Manggis tumbuh baik dalam temperatur 25-35 oC, dengan kelembaban udara relatif di atas 80%. Intensitas cahaya antara 40%-70%, terutama pada tanaman manggis yang belum dewasa. Cara terbaik untuk mempercepat laju pertumbuhan ialah dengan memberikan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan pupuk organik dan mulsa organik disertai pemberian air yang cukup.
Dalam acara ini juga dipresentasikan hasil penelitian manggis oleh tim peneliti Fakultas Teknologi Ilmu Pertanian (FTIP) Unpad. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kulit manggis dapat dijadikan bahan pewarna makanan. Selain dapat menjadi obat sariawan, wasir, dan luka, kulit buah manggis yang mengandung 2 senyawa alkaloid, serta lateks kering yang megandung pigmen. Pigmen ini berasal dari dua metabolit (mangostin dan beta mangostin).
Dr. Ahmad Dimyati, Dirjen Hortikultura Depta RI menyampaikan, manggis kini menjadi primadona ekspor. Pernyataan ini bukan isapan jempol belaka, ia mengajukan bukti bahwa ekspor manggis merupakan 34,4% dari total ekspor buah dan 9,62% dari total produksi nasional. Selain buahnya dapat dikonsumsi secara langsung, kulit buah manggis juga bernilai ekonomis lebih. Sementara itu, dalam keynote speech Menteri Pertanian RI yang dibacakannya, negara tujuan ekspor manggis ialah; China, Hongkong dll. Indonesia merupakan negara kedua terbesar pengekspor manggis dunia.
Acara ini juga mengetengahkan pelaku bisnis di bidang ini. Mereka menyetujui jika manggis merupakan primadona ekspor buah Indonesia untuk saat ini. Mereka juga merasa diperlukannya sebuah sistem di bawah payung hukum yang menunjang optimalisasi ekspor dan melindungi eksportir dari para spekulan. (antz)
Sumber : Semurup News
Tidak ada komentar:
Posting Komentar