Sudah sering kita mendengar berita di televisi dan media cetak/elektronik mengenai kecelakaan mobil matik. Terakhir adalah kasus kecelakaan di Cibubur Junction tanggal 24 Juli 2010, yang merenggut bocah berusia 5 tahun (Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan pahala kebajikan pada kedua orang tua yang sedang berduka. Amin). Bahkan menurut pengamatan saya melalui surat kabar/TV dan elektronik, kecelakan di gedung bertingkat 100% adalah dari jenis mobil matik.
Nah, kebetulan sekali saya sempat menjajal mobil matik Suzuki Grand Vitara 2009 dari seorang teman kantor. Dari teman kantor, saya diberi instruksi singkat cara membuka pintu mobil, menyalakan mesin dan mengendarainya. Mobil Suzuki Grand Vitara menggunakan ibu jari tangan sebagai kuncinya, sehingga saya jelas tidak mungkin membukanya secara ibu jari saya beda dengan teman saya, hahahahah. Si pemiliklah yang meng off kan pintunya sehingga saya bisa membuka pintunya.
Setelah duduk di kursi kemudi, saya diceramahi dengan singkat langkah-langkah mengemudi mobil matik.
“Matik itu intinya adalah REM”, begitu katanya. Hahahahah. “Apa-apa, kuncinya adalah REM. Setiap akan perpindahan Tuas Persneling, harus selalu menginjak rem agar tidak rusak.,” imbuhnya lagi.
“Pada saat mau menghidupkan mesin, pastikan posisi Tuas persneling ada di P, lalu starter. Nah, pada saat mau jalan, injak rem penuh, lalu pindah Tuas persneling ke posisi D, sambil pelan-pelan rem kakinya dilepas. Tidak usah injak gas, karena otomatis mobil akan bergerak jalan sendiri, dan sambil digas bila memang perlu untuk menambah kecepatan.” Demikian ceramahnya yang singkat padat itu. Tips lain yang diberikannya adalah gunakan kaki kanan saja, dan kaki kiri WAJIB NGANGGUR!!!
Salah satu keunikan dari mobil matik adalah saat mundur, Tuas persneling ternyata menuju /digerakkan ke depan, yaitu di posisi R (Reverse). Ada tiga bahaya yang mengancam pengguna mobil matik yang berhasil saya analisa. Pertama, belum memahami karakteristik dari TUAS PERSNELING MATIK. Kedua adalah saat mundur, dimana tuasnya justru digerakkan ke depan, bukannya ke belakang seperti mobil non-matik. Inilah yang barangkali kerap menyebabkan kecelakaan di parkiran gedung, karena sudah menjadi kebiasaan mobil non Matik bahwa untuk mundur Tuas persnelingnya juga mundur.
Dan bahaya ketiga atau terakhir adalah saat berhenti sementara dengan posisi pedal rem diinjak, kemudian pada saat mobil akan bergerak lagi, kaki kanan beralih ke pedal gas dan diinjak. Nah, perpindahan dari injak rem ke injak gas inilah yang bisa berbahaya kalau injak gasnya cukup besar. Mengapa demikian? Karena tanpa injak pedal gas pun, mobil sudah berjalan sendiri.
Nah, untuk kasus kecelakaan di Cibubur Junction, berdasarkan berita yang saya baca di surat kabar, sopir menyalahkan jarak antara pedal gas dan pedal rem yang terlalu dekat. Hmmm, sangat mengherankan, karena di mobil jenis non matik (manual) pun jaraknya juga dekat. Dari hasil investigasi, diketahui pengemudi baru belajar menggunakan matik 3 jam. Nah, lo!!
Demikian, pengalaman menjajal mobil matik. Sekedar intermezo saja, jadi jangan dikeroyok dengan artikel ya, hahahahahahah. dan Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit peringatan untuk selalu mawas diri dan melatih kehati-hatian selama mengemudi. Semoga bermanfaat.
Sumber : kaskus.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar